9.Kecepatan Angin
Kecepatan angin adalah kecepatan angin horisontal pada ketinggian 2 meter dari permukaan tanah yang ditanami dengan rumput. Jadi jelas merupakan angin permukaan yang kecepatannya dapat dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya. Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin (sebagian faktor pendorong) dan resistensi medan yag dilaluinya (Lakitan, 1994).
Angin yang mengikuti pola umum sirkulasi udara ini disebut prevailing wind. Pada daerah tropis dan subtropis, angin berhembus dari arah tengggara untuk belahan bumi selatan dan dari arah timur laut untuk belahan bumi utara. Sedangkan untuk daerah beriklim sedang, angin secara umum berhembus dari arah barat, yakni dari arah barat laut untuk belahan bumi selatan dan arah barat daya untuk belahan bumi utara. Sebaliknya untuk daerah kutub, angin umumnya berhembus dari daerah timur, yakni searah dengan angin pada daerah tropis. Prevailing wind pada daerah tropis disebut trade wind, pada daerah beriklim sedang disebut westerly wind, dan daerah kutub disebut disebut polar wind.
Kecepatan angin lazimnya diukur dalam satuan KNOP (mm laut per jam) atau dinyatakan dalam satuan meter per detik menggunakan alat yang disebut Anemometer.
Angin terjadi karena adanya gradien tekanan udara sedangkan arahnya dipengaruhui juga oleh gaya Coriolis (pengaruh perputaran bumi terhadap arah angin. Pengaruh Coriolis mengakibatkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara dan sebaliknya bergerak berlawanan arah jarum jam mengitari daerah yang bertekanan rendah di belahan bumi utara. Arah angin diukur dengan alat yang disebut wind vane dan bias juga dengan slayer. Gaya Coriolis tergantung pada kecepatan berputar bumi atas sumbunya lintang dimana angin yang bersangkutan bertiup dan kecepatan dari angin yang bersangkutan (Lakitan, 1994).
10.Sedimen
Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Hasil proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda. Berikut adalah ciri bentang lahan akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya (Waluya,2009).
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine.Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai (Waluya,2009).
Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai.Biasanya terdiri atas material pasir.Ukuran dan komposisi material di pantai sangat bervariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut (Waluya,2009).
Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut yang dalam. Ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material.Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang-kadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach). Apabila di sekitar split terdapat pulau maka spit tersambung dengan daratan, sehingga membentuk tombolo (Waluya,2009).
Artikel Terkait